Jumat, 28 Februari 2014

Kotagede, Warisan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno


  •        Warisan kemegahan Kerajaan Mataram abad ke-16 Pada abad ke 14, Pulau Jawa berada di bawah kepempinan kesultanan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah. Sultan Hadiwijaya, Sultan yang memimpin pada saat tersebut memberikan hadiah berupa Alas (hutan) Mentaok dengan area yang cukup luas kepada Ki Gede Pemanahan.
    Hadiah ini diberikan setelah beliau berhasil menaklukkan musuh kerajaan. Selanjutnya, Ki Gede Pemanahan dengan keluarga dan pengikutnya berpindah ke Alas Mentaok, sebuah hutan yang sebenarnya adalah pusat Kerajaan Mataram Hindu pada masa - masa sebelumnya. Beliau membangun desa kecil di hutan tersebut.
  •        Desa berkembang dan setelah Ki Gede Pemanahan wafat serta digantikan oleh putranya yang bernama Senapati Ingalaga, desa berkembang sangat pesat, menjadi pusat kota yang ramai. Kota tersebut dinamakan Kotagede, yang berarti kota besar. Selanjutnya, Senapati membangun benteng yang mengelilingi keraton. Ada 2 (dua) benteng yang dibangun, yaitu benteng dalam (cepuri) dan benteng luar (baluwarti), mengelilingi kota yang mempunyai area 200 Ha. Kotagede juga dilengkapi dengan parit pertahanan yang lebar seperti sungai, mengelilingi benteng luar. Selanjutnya, terjadi peristiwa perebutan kekuasaan di Kesultanan Pajang, setelah Sultan Hadiwijaya wafat. Putra mahkota yang bernama Pajang, pangeran Benawa, berhasil disingkirkan oleh Arya Pangiri. Dengan berbekal bantuan Senapati, pangeran Benawa berusaha merebut kekuasaan kembali. Arya Pangiri pun akhirnya berhasil ditaklukkan namun beliau diampuni oleh Senapati.
  •         Setahun kemudian, Pangeran Benawa meninggal dan Senapati ditunjuk untuk menjadi pemimpin Kesultanan Pajang. Sejak saat itu Senapati dinobatkan menjadi raja pertama Mataram Islam, dengan gelar Panembahan. Beliau tidak mau memakai gelar Sultan Pajang, dengan maksud untuk menghormati Sultan Hadiwijaya dan Pangeran Benawa. Dengan menjadi raja Mataram Islam, Senapati menentukan pusat kota dan istana pemerintahannya di Kotagede. Panembahan Senapati akhirnya wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede berdekatan dengan makam ayahnya. Kerajaan Mataram Islam kemudian berhasil menguasai hampir seluruh Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia) dan mencapai puncak kejayaannya di bawah pimpinan raja ke-3, yaitu Sultan Agung (cucu Panembahan Senapati). Pada tahun 1613, Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan ke Karta (dekat Plered) dan akhirnya berakhirlah masa Kotagede sebagai pusat kerajaan Mataram Islam.
  •        Ada sejumlah peninggalan Kotagede yang sangat menarik, sebagai peninggalan kerajaan Mataram Islam, seperti makam para pendiri kerajaan, Mesjid Kotagede, rumah tradisional berarsitektur Jawa Mataram, hingga sisa reruntuhan benteng. Kompleks makam pendiri kerjaan Mataram berada sekitar 100 meter dari pasar Kotagede, dikelilingi tembok besar dan kokoh. Pintu Gapura memasuki kompleks makam ini masih memiliki ciri arsitektur budaya Hindu. Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dengan ukiran yang indah dan dijaga oleh sejumlah abdi dalem berbusana adat Jawa. Ada 3 gapura yang harus dilewati sebelum masuk ke bangunan makam. Uniknya, kita diharapkan untuk menggunakan busana adat jawa untuk memasuki area makam. Pengalaman menarik menggunakan busana layaknya abdi dalem kerajaan Jawa kuno. Kita akan melewati 3 gapura sebelum sampai ke gapura terakhir yang menuju bangunan makam
    .
  •        Untuk masuk ke dalam makam, kita harus mengenakan busana adat Jawa (bisa disewa di sana). Pengunjung diperbolehkan untuk masuk ke dalam makam pada Hari Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat, dengan periode waktu pada pk 08.00 - 16.00. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk memotret dan mengenakan perhiasan emas di dalam bangunan makam. Sejumlah tokoh penting yang dimakamkan di sini adalah Sultan Hadiwiijaya, Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senopati, dan anggota keluarganya. Memasuki makam, suasana terkesan sepi dan tenang, serta sangat khusuk. Keluarga kerajaan, baik kraton Yogyakarta maupun Surakarta, masih menjaga kelestarian makam ini dengan sangat baik.
    Di dalam kompleks makam, kita juga bisa menemui mesjid tertua di kota Yogyakarta, yaitu Mesjid Kotagede. Selain itu, ada sejumlah rumah tradisional Jawa Mataram, yang bisa dilihat di depan kompleks makam. Masih terawat dengan baik dan rumah tradisional ini masih digunakan oleh penduduk setempat sebagai tempat tinggal. Di sebelah barat daya dan tenggara, kita juga bisa menemukan sisa reruntuhan benteng dengan tembok setebal >1 meter. Sementara, untuk melihat sisa parit pertahanan yang mengelilingi benter, kita bisa beranjak ke sebelah timur, selatan, dan barat.
  •        Di samping kompleks makam, kita juga bisa mendapati tempat pemandian. Ada pemandian khusus pria dan wanita. Konon, air untuk pemandian pria diperoleh dari sumber di dalam kompleks makam. Sementara, air untuk pemandian wanita, diperoleh dari sumber pohon beringin di depan gerbang utama. Konon, pohon beringin ini ditanam langsung oleh Sunan Kalijaga dan telah berusia lebih dari 500 tahun. Sangat besar dengan ketinggian lebih dari 30 meter, seakan menjadi penjaga kompleks makam kotagede. Di dalam kompleks pemandian ini, terdapat hal unik bagi masyarakat awam. Kolam pemandian bercampur dengan sejumlah ikan dan ada ikan lele berukuran sangat besar bebas berenang di sini. Ukuran panjang lele 80 - 100 cm membuat kita terpesona. Belum lagi ada lele berwarna putih dengan bercak2 hitam, yang relatif langka. Bagi pengunjung yang sekedar berwisata, bisa menikmati cuci muka tangan dan kaki di sumur dekat pemandian. Sangat segar dan airnya bisa langsung diminum.
  •       Berjalan jalan sambil menelusuri sejarah Kotagede akan menambah wawasan kita terhadap sejarah masa lalu kotagede yang pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Mataram Jawa. Budaya dan sejarah patut dilestarikan karena merupakan asal muasal dari peradaban masyarakat Jawa saat ini. Mengenal kota Yogyakarta tidak akan utuh tanpa berkunjung ke kotagede, pusat kerajaan Mataram masa lalu.

Rabu, 19 Februari 2014

10 SURGA DUNIA DI INDONESIA

1. PULAU WEH

Pulau-Weh-573.png
Pulau ini berlokasi di bagian paling barat dari kepulauan Indonesia, tepatnya di Selat Malaka. Menyelam adalah salah satu kegiatan yang bisa dilakukan di sini. Bagi kamu yang ingin menyelam, terdapat instruktur selam yang siap mengantarkan kamu ke berbagi lokasi penyelaman seperti Taman Laut di Pulau Rubiah. Lautnya menyimpan fauna-fauna eksotis seperti pari manta, hiu, paus, lumba-lumba dan penyu. Selain pantai, kamu juga bisa menikmati wisata bahari dan air terjun yang ada di dalam hutan.

2. TANJUNG KILUAN

tanjung kiluan-573.jpg
Tanjung Kiluan bertempat di Desa Kiluan Negeri, Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Terletak di bagian paling selatan, jarak tempuh dari ibukota Bandar Lampung adalah 80 km. Teluk ini terkenal akan air lautnya yang jernih, serta hamparan pasir putih di sepanjang bibir pantai.
Yang unik, teluk ini merupakan jalur migrasi hewan yang biasanya hanya bisa kita jumpai di Seaworld; yaitu lumba-lumba. Ada dua jenis lumba-lumba yang sering terlihat, yaitu lumba-lumba mulut botol (Tursiops truncatus) dan lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris). Konon, jumlah lumba-lumba yang melintasi Teluk ini merupakan jumlah yang terbesar di dunia.

3. PANTAI NGURFATUR

Pantai Ngurfatur-573.jpg
Pantai yang terdapat di Provinsi Maluku, ini tertelak di Kepulauan Kei. Kepulaun Kei ini merupakan gugusan pulau yang berada di antara Laut Seram, Laut Banda dan Laut Arafuru. Keunikan dari Pantai ini adalah hamparan pasir selebar 7 meter, di tengah-tengah laut yang membagi pantai menjadi dua bagian. Selain pasirnya yang putih, Ngurfatur juga memilikki air yang sangat biru jernih.
Di pantai ini, terdapat penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu jenis ini dilindungi dan memiliki penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF.  Bahkan, jika beruntung, kamu bisa melihat burung australian pelikan yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua New Guinea.

4. PANTAI DATO MAJENE

dato majene-573.JPG
Pantai Dato Majene dapat ditemukan di Dusun Pangale, berada sekira 7 km dari Kota Majene, di Provinsi Sulawesi Barat.  Dari kota Majene sendiri, waktu tempuh untuk yang diperlukan untuk mencapai pantai ini adalah 15 menit.
Keindahan pantai ini masih terjaga dengan alami. Dato Majene terbagi 2 bagian, yaitu pantai berpasir putih halus dan pantai beralaskan karang. Selain wisata pantai, wisatawan juga dapat menikmati wisata budaya dan kuliner khas suku Mandar, yaitu suku asli Sulawesi Bara

5. TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG

taman laut-573.jpg
Taman Laut 17 Pulau Riung merupakan gugusan pulau-pulau yang besar dan kecil terhampar memanjang dari Toro Padang di sebelah barat hingga Pulau Pangsar di sebelah Timur. Letaknya di Ngada, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Lokasi Taman Laut 17 Pulau Riung berada di Kecamatan Riung yang meliputi lima desa, yaitu: Sambinasi, Nangamese, Benteng Tengah, Tadho dan Lengkosambi.

6. PULAU MISOOL

pulau misool-573.jpg
Pulau Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan Laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus.
Kepulauan Raja Ampat sendiri termasuk daerah segitiga karang dunia dimana taman bawah lautnya menyimpan sekira 75% jenis ikan hias dan segitiga karang yang ada di dunia. Bukan hanya kekayaan dan keindahan alam, Pulau Misool juga memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat dari masyarakat lokalnya, berupa lukisan di dinding-dinding gua setempat.

7. PULAU MALENGE

pulau malenge-573.jpg
Pulau Malenge merupakan salah satu dari Taman Nasional Kepulauan Togean, kompleks wisata bahari dari Sulawesi Tengah. Pulau Malenge terdiri dari dua bagian pulau, yaitu Pulau Papan yang dihuni suku Bajoe dan Pulau Kadoda
Selain memiliki gugusan pantai yang indah dan pemandangan alam yang memesona, Pulau ini terbilang unik dengan kondisi alamnya yang masih diliputi hutan tropis yang rimbun.

8. PULAU PEUCANG

peucang-573.jpg
Pulau di sebuah kawasan taman nasional Ujung Kulon ini merupakan situs warisan alam dunia. Membentang di ujung barat pulau Jawa, pulau ini dikenal sebagai daerah yang kaya dengan flora dan fauna dan juga kehidupan bawah lautnya yang kaya. Keindahan alamnya dikelilingi hutan hujan tropis yang masih alami.

9. PANTAI ORA

ora-573.jpg
Pantai Ora berada di Desa Saleman, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. Ora Eco Resort merupakan satu – satunya penginapan yang ada di pantai ini. Penginapannya  seperti saung – saung yang mengambang diatas air.
Ora Eco Resort juga memiliki salah satu fasilitas yang sayang untuk dilewatkan ketika berkunjung kesini, yaitu tour menggunakan kapal untuk mengelilingi kawasan Pantai Ora.  Dengan bimbingan guide, kamu bisa akan berjalan-jalan melihat tebing, goa, snorkeling, hingga ke muara tempat pertemuan antara air tawar dan air laut.

10. PULAU SANGALAKI

sangalaki-573.jpg
Pulau yang terletak di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur ini cocok untuk kamu yang suka menyelam dan menikmati keanekaragaman flora dan fauna eksotis. Pari manta, barracudas, pari, cumi-cumi raksasa, dan bintang laut adalah binatang-binatang yang dapat kalian temukan. Selain itu, Sangalaki juga dikenal sebagai pulau dimana penyu bertelur.
Uniknya, listrik selalu dimatikan pada malam hari oleh pihak berwenang. Hal ini karena masyarakat pulau tersebut sangat menjaga ketat pelestarian alamnya.


Sumber :http://www.lipton.co.id


Sabtu, 15 Februari 2014

20 Gunung Indonesia Siap Meletus

 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau aktivitas sejumlah gunung di Tanah Air. Tercatat ada 15 gunung berstatus waspada dan lima gunung berstatus siaga. Masyarakat diimbau agar tetap mawas diri.
“Kondisi 20 gunung api Indonesia terkini, ada 5 status siaga dan 15 status waspada,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis media yang diterima LICOM.
Berikut lima gunung berstatus siaga (level III) :
Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulut), Gunung Lokon (Tomohon, Sulut), Gunung Karangetang (Sulut), Gunung Gamnokora (Halmahera Utara, Maluku Utara), Gunung Ijen (Jatim)
Status waspada (level II):
Gunung Seulawah (Aceh), Gunung Sinabung (Karo, Sumut), Gunung Talang (Solok, Sumbar), Gunung Kaba (Bengkulu),Gunung Kerinci (Jambi), Gunung Anak Krakatau (Lampung), Gunung Papandayan (Garut, Jabar), Gunung Bromo (Jatim), Gunung Semeru (Lumajang, Jatim), Gunung Batur (Bali), Gunung Rinjani (Lombok, NTB), Gunung Sangeang Api (Bima, NTB), Gunung Rokatenda (Flores, NTT), Gunung Egon (Sikka, NTT), Gunung Tangkuban Perahu (Jawa Barat). @similikithi

Pengungsi Gunung Kelud

Pengungsi Gunung Kelud di Kediri Trauma

Oleh: Miskidi wiryotinoyo
Posted: 15/02/2014 00:01

Relawan Dokter: Pengungsi Gunung Kelud di Kediri Trauma

Ratusan warga Kediri mengungsi setelah Gunung Kelud meletus Kamis 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB. Tak hanya lelah, para warga yang mengungsi juga mengalami trauma.

Agung menambahkan, pihaknya saat ini menampung sekitar 700 warga di dua posko. Yaitu Posko di Balai Desa Sumber Agung II Plosoklaten dan di gedung serbaguna Pare. Keduanya berada di Kediri."Karena tidak tidur semalam, pada hari pertama mereka mengungsi, banyak yang trauma," kata Agung, salah satu relawan dokter dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di Kediri, Jawa Timur, saat dihubungi, Jumat (14/2/2014).
Selain trauma, lanjut Agung, para pengungsi juga mengalami penyakit lainnya. Seperti pusing, mual, bahkan ada yang mulai terserang ISPA.
"Ada juga orang tua yang depresi. Itu karena dia tegang, kurang tidur, cape. Saat ini sudah dikirim ke rumah sakit di Pare," ungkap dia.
Meski begitu, kondisi para pengungsi secara umum dalam keadaan aman. Makan dan minum mereka tercukupi.
"Sekarang aktivitas Kelud juga sudah aman. Walaupun begitu, kita tetap siaga khawatir ada letusan yang tiba-tiba datang," tutup Agung.
Baca juga:

Jumat, 14 Februari 2014

Erupsi GUNUNG KELUD

 Gunung Kelud meletus!!!. 
                                    Allahu Akbarrrr……
                                                         Allahu Akbarrrr……


Gunung Kelud meletus
    Saat ini….dilaporkan dari Jawa Timur, Gunung Kelud resmi meletus. Prediksi daya letus lebih besar dari letusan tahun 1990 silam. Laporan yang masuk ke my blog, tidak hanya Jawa Timur yang merasakan dentumannya namun beberapa kota Jawa Tengah seperti Magelang, Yogyakarta serta Surakarta juga mendengar gemuruh dari meletusnya gunung Kelud….

Erupsi gunung Kelud 22.50
Hujan abu sudah mulai menyerang dibeberapa lokasi. Seperti kota  Tulungagung dilaporkan sudah merasakan dampaknya. Tercatat Argowilis Sendang, Kalangbret….hujan abu mulai turun dengan arah angin menuju ke barat. Saya menghimbau hati-hati buat brosis semua yang keluar rumah.
     Akan lebih baik bagi orang yang berdomisili sekitar lokasi seperti Kediri, Blitar dan beberapa kota disekitarnya selalu waspada. Apalagi….informasinya, ketinggian abu bisa mencapai 3000M dari atas permukaan tanah.
Saya yang berada di Ngasinan ,Kepatihan ,Menganti,Gresik juga merasakan hujan abu. Pasti efeknya luas tuh. Mari kita semua berdoa agar selalu diberi keselamatan dan perlindungan dari sang khalik. Allahu akbarrr….


Ini kota-kota di Jatim yang terkena sebaran abu Kelud


Ini kota-kota di Jatim yang terkena sebaran abu Kelud
Hujan abu gunung kelud.
Berita Terkait
  • Legenda Gunung Kelud dan kisah pengkhianatan cinta Dewi Kilisuci
 Gunung Kelud mulai mengeluarkan letusannya pada pukul 22.50 WIB. Sejak meletus, hujan abu dan kerikil mulai tersebar di sejumlah titik kota-kota sekitar Jawa Timur.

Dari informasi yang tersebar melalui media sosial, Jumat (14/2), sebaran abu terpantau sampai ke Mojosari, Tulung Agung, Malang hingga Trenggalek. Sementara, hujan abu ringan nampak di Pandaan dan Sidoarjo.

Berikut lokasi hujan abu Gunung Kelud yang disarikan dari media sosial:
1. Hujan abu dan kerikil sudah sampai Mojosari;
2. Tulungagung kota mulai hujan abu;
3. Hujan abu dirasakan sampai ke Ponorogo timur, Jombang;
4. Hujan abu dan kerikil sudah sampai Trenggalek;
5. Hujan abu sudah terjadi di Pandaan dan Sidoarjo;
6. Nganjuk mulai hujan abu ringan; dan,
7. Hujan abu bercampur kerikil terpantau di Ngantang Malang.
Selain abu vulkanik, letusan ini juga mengakibatkan rumah warga dalam radius 7 km dari puncak gunung rata dengan tanah. Rumah tersebut hancur bukan karena gempa vulkanik yang terjadi secara terus menerus, tapi hujan batu yang berasal dari kawah gunung.

Akibat letusan ini, sekitar 66 ribu jiwa harus dievakuasi dari lereng Gunung Kelud. Mereka berada di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu.

Perubahan status Gunung Kelud relatif cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Sumber : Merdeka.com 


     LEGENDA GUNUNG KELUD DAN DEWI KILISUCI
12 Oktober 2011 pukul 0:55

       GUNUNG Kelud menurut legendanya bukan berasal dari gundukan tanah meninggi secara alami. Seperti Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat,Gunung Kelud terbentuk dari sebuah
pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti mahesa Suro dan Lembu Suro. Kala itu, Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan
kecantikannya dilamar dua orang raja.
Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.Untuk menolak lamaran tersebut,Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.
         Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerja
semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu
bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke
dalam sumur. Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan. ÓYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.

(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar
akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau. Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung
kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak supah itu yang disebut Larung Sesaji.

        Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyakat Sugih Waras. Tapi khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja digebyarkan oleh Bupati Kediri untuk meningkatkan
pamor wisata daerahnya. Pelaksanaan acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri. Bagaimanapun aktivitas Gunung Kelud dengan segala pernak perniknya menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Kediri.
Masuk Terowongan Lokasi Larung Sesaji ini sebenarnya tidak jauh, hanya sekitar 500 meter. Namun karena medannya naik turun,maka bisa membuat kaki kepenatan. Apalagi iring-iringan peserta upacara harus memasuki sebuah terowongan Gresco 2 yang diameternya sekitar 4 meter. Menariknya, kondisi terowongan
yang gelap gulita itu hanya dihiasi lampu petromaks dan lilin pada saat pelaksanaan larung sesaji. Terowongan yang membelah lereng Gunung Kelud ini panjangnya sekitar 200 meter.
         Kondisinya sangat mirip Tunnel Migbay Los Angeles yang cukup popular karena pernah menjadi ikon event pembuatan film King Kong produksi Hollywood. Begitu keluar dari terowongan ini, maka terlihatlah pemandangan indah kawah Gunung Kelud yang berwarna kehijau-hijauan. Air kawah seluas 12 Ha posisinya diapit 3 Gunung yakni Gunung Kelud, Gajah mungkur dan Sumbing begitu indah dan memesona. Pintu keluar terowongan menggunakan jalan setapak di atas tanah keras bebatuan, dengan menuruni tangga trapping beton kira kira 100 meter. Yang menarik, ketika kita memasuki bibir kawah Gunung Kelud peserta Larung Sesaji tidak boleh menggunakan alas kaki.
Maksud Larung Sesaji ini sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Lereng Gunung Kelud tepatnya berbagai sumber)
Kawasan Gunung Kelud terletak kurang lebih 35 Km dari kota Kediri atau 120 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur Surabaya. Termasuk gunung api aktif dengan ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpl). Panorama pegunungan indah yang alami dan udara sejuk membuat wisatawan kerasan berlama-lama di
kawasan ini.

            Obyek Wisata Kelud sangat cocok bagi mereka yang berjiwa petualangan (adventure). Di antara panjat tebing, lintas alam, camping ground. Bahkan baru-baru ini dijadikan check point rally mobil nasional 2006. Jalan menuju Gunung Kelud sudah hotmiks dan dapat dilalui segala jenis kendaraan. Akan tetapi sebaiknya jangan menggunakan mobil sedan, karena 3 km menjelang masuk pintu gerbang terdapat tanjakan yang cukup terjal,
yakni kemiringan 40 derajat yang panjangnya sekitar 100 meter. Gunung Kelud hingga kini telah mengalami 28 kali letusan yang tercatat mulai tahun 1000 sampai 1990.

Kamis, 13 Februari 2014

Goa Anjani, Seplawan dan Kiskendo (kenangan masa lalu)

GOA ANJANI


               
  DesaTlogoguwo memiliki kontur perbukitan, terletak pada sisi barat perbukitan menoreh banyak di jumpai berkarakteristik  tebing bebatuan kapur.Banyak bisa kita lihat tebing yang ada mempunyai potensi panorama wisata alam yang cukup menarik
      Wisata alam Goa ANJANI merupakan  objek wisata yang tersembunyi di Dusun Somoroto,Tlogoguwo Kaligesing. Nama obyek wisata yang satu ini memang belum banyak didengar
wisatawan …
 GOA ANJANI  sendiri merupakan goa yang menjadi sumber mata air pada waktu itu untuk mengaliri salah satu dusun yang berada di atas bukit menggunakan pompa yang di bangun pada tahun 1987 oleh ABRI Masuk Desa ( AMD) manunggal ke-13,namun sayang pada saat ini  sudah tidak dapat beroperasi lagi.
Goa anjani sendiri memiliki lorong Horisontal sepanjang -+ 1000 meter, diperlukan waktu  sekitar 1 jam untuk menyusuri keindahan stalagtit dan stalagmit yang masih sangat utuh, Karena stalaktit dan stalakmit yang indah dahulu di buat bermain musik, di tabuh dan mengeluarkan suara yang indah. Namun tudak di sadari karena pukulan benda itu justru mengakibatkan barang cantik ini pecah.
.
 Bahkan pengelolaan nya hingga sekarang belum mendapatkan perhatian yang serius dari pihak Dinas Pariwisata setempat menjadikan obyek wisata alam pada ketinggian 600 Dpl ini  tidak  banyak di ketahui wisatawan, sebagian hanya dari Pecinta Alam  yang melakukan Caving berikut ke Goa Goa  lainnya semisal  GOA SIKANTONG ,GOA SEPLAWAN  dll Yang berada tidak Jauh dari Lokasi GOA ANJANI  tsb .


Goa Seplawan 



1381486188233195572
Pemandangan di luar goa
         Inilah salah satu wisata yang berada di daerah Purworejo. Goa Seplawan ini terletak di desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing purworejo. Sekitar 30 menit dari kota Purworejo yang ditempuh dengan jalananan yang berliku-liku. Goa Seplawan ini berada di kaki pegunungan sehingga udara di sini terasa sejuk.
          Jika anda sudah  masuk ke Goa seplawan anda akan menikmati pemandangan luar biasa untuk masuk ke dalam goa seplawan. Dengan jalur anak tangga anda seolah-olah masuk ke dalam perut bumi. Goa Seplawan ini panjangnya sekitar 700 meter ke dalam namun jalannya tidak tembus sehingga ketika sudah sampai ujung kita harus kembali ke jalan tadi. Namun untuk masuk ke dalam goa butuh perjuangan yang panjang. Kondisi dalam goa yang masih ada air tanah yang mengalir serta jalan sempit yang tertutup dengan stalagtit goa menjadikan petualangan seru. Jika anda masuk ke goa ini sebaiknya membawa sandal yang tidak membuat licin karena medannya disini terasa licin. Namun petualangan itu terbayar dengan pemandangan di dalam goa yang begitu indah.
13814865492043956054
Replika Arca Kencana yang ditemukan di dalam Goa Seplawan
Goa Seplawan itu merupakan peninggalan sejarah peradaban masa lalu terbukti dengan ditemukannya sebuah arca emas 22 karat setinggi 9 cm dengan berat 2,5 kg. pada 15 Agustus 1979  di salah satu sudut goa. Arca Kencana itu berupa patung sepasang pria dan wanita yang sedang bergandengan tangan. Para ahli arkeolog meyakini bahwa patung itu adalah Dewa Siwa dan Dewi Parwati, Arca itu merupakan peninggalan pada zaman Hindu Siwa. Kini arca tersebut disimpan di Museum Nasional dan sebagai gantinya Pemerintah membangun replika arca didepan mulut goa, replika itu ukurannya lebih besar dari yang sebenarnya .
         Ada sebagian ahli sejarah juga menyatakan bahwa di sekitar Goa Seplawan pada jaman dahulu pernah di tinggali oleh Ratu atau Raja, hal tersebut diperkuat dengan ditemukan Lingga Yoni yang melambangkan Kesuburan dan Kemakmuran .
Selain memiliki keistimewaan sebagai situs pra sejarah, Pesona Alam disekitar Goa Seplawan memang menghampar indah dan menyejukan, ada juga keistimewaan lainnya yaitu keindahan goa Seplawan itu sendiri. Goa itu memiliki ornamen-ornamen yang sangat indah dan mengagumkan seperti adanya stalaktit dan stalakmit dengan ukuran beraneka ragam. Ornamen lainnya pun tak kalah menariknya seperti Flow stone, helektit, soda straw, gowerdam dan lain-lain.
1381486654703551977
Pemandangan dinding dalam goa
Lokasi obyek wisata Goa Seplawan sangat mudah di capai karena akses jalan untuk kendaraan roda empat bisa mencapai lokasi dengan mudah dan sudah dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasana seperti tempat parkir kendaran, kamar mandi/WC, Mushola kecil yang sederhana, Gashebo, Gardu Pandang, Aula untuk Pementasan / Pertemuan dan juga ada taman-taman bunga yang indah.
Lokasi Goa seplawan juga sangat memungkinkan untuk pelatihan Pecinta Alam dibuktikan dengan seringnya pelatihan dari beberapa Pecinta alam yang berasal dari berbagai daerah. Pesona Alam di sekitar Goa Seplawan juga memiliki camping ground atau lokasi berkemah yang cukup luas serta memungkinkan untuk berwisata berkemah. Pemandangan di sekitar goa seplawan sangat indah selain itu udaranya juga sejuk karena kawasan ini berada di ketinggian sekitar 700 mdpl.
1381486732807294535
Gardu pandang di lokasi wisata Goa Seplawan
Jika berkenan datang ikuti route ini :
Dari Purworejo – ke arah Kec Kaligesing melalui Cangkrep – Brenggong – Plipir – Kaliharjo- Kaligono – Donorejo atau menggunakan Primkopol jalur 44 dari terminal Pasar Baledono Purworejo
Dari Jogja / Magelang / Godean / Wates : bisa melalui Kenteng Nanggulan arah Jonggrangan jatimulyo – Tlogoguwo – Donorejo.

Selamat Datang Di Goa Seplawan..                                                                                                                                                                                                                                               GOA KISKENDO                                                                                                                        Menurut cerita rakyat Nusantara yang berkembang di Kulonprogo, Yogyakarta, dipercaya bahwa Goa Kiskenda pernah terjadi suatu peristiwa legendaris. Yaitu, pertarungan antara Mahesa Sura dengan Subali. Alur cerita dari pertarungan itu digambarkan pada dua relief yang terdapat di mulut goa. Sedangkan, ada dua buah batu yang menyerupai lidah dan usus (babat kandel) Mahesa Sura yang dipotong Subali. Bagaimana kisah selengkapnya?


Cerita Rakyat Kisah di Goa Kiskenda                            
1. Mahesa Sura Menculik Dewi Tara
Dikisahkan dalam cerita rakyat Yogyakarta bahwa dulu pernah hidup dua siluman bernama Mahesa Sura dan Lembu Sura. Keduanya berilmu tinggi. Suatu malam, Mahesa Sura bermimpi bersanding dengan Dewi Tara, putri Bathara Indra yang tinggal di Kahyangan. Mimpi itu membuat Mahesa Sura ingin menjadikan Dewi Tara sebagai istri. Maka, dia mengutus Lembu Sura untuk memintakan Dewi Tara untuknya. Mendengar keinginan Kakaknya itu, Lembu Sura terkejut. Dia tidak menyangka keinginan Kakaknya itu.

“Apakah keinginan Kanda tidak berlebihan? Kita ini hanyalah siluman. Mana cocok dengan seorang dewi kahyangan?” tanya Lembu Sura, memastikan.

“Walau kita berasal dari golongan siluman dan mereka berasal dari golongan dewa, aku rasa kekuatanku sebanding dengan kekuatan mereka. Bahkan, bisa dikatakan lebih tinggi,” jawab Mahesa Sura dengan jumawa.

“Lalu, bagaimana jika mereka menolak lamaran Kanda?” Lembu Sura bertanya kembali.

“Akan kuhancurkan kahyangan!”

Mendengar tekad Kakaknya, Lembu Sura segera berangkat ke Kahyangan. Di negeri para dewata itu, kedatangan Lembu Sura memunculkan sikap curiga masyarakat Kahyangan. Namun, sebagai utusan, Lembu Sura tidak boleh disentuh barang secuil pun. Lembu Sura menyampaikan maksud kedatangannya.

“Tidak bisa, Mahesa Sura dengan Dewi Tara tidaklah sebanding! Katakan pada Kakakmu, kami menolak lamarannya!” tukas Bathara Indra.

Lembu Sura menemui Mahesa Sura dengan tangan hampa. Dia menceritakan apa yang terjadi saat dia meminta Dewi Tara untuk dipinang Kakaknya secara mendetail. Murka-lah Mahesa Sura mendengar penjelasan Lembu Sura.

“Kurang ajar para dewata itu! Akan kuhancurkan Kahyangan seperti janjiku dulu! Jika tidak bisa diminta baik-baik, maka akan kuambil dengan jalan apapun!” pekik Mahesa Sura. “Apa kamu ada pada barisanku, Lembu Sura?!”

Sang adik mengangguk, tanda dia berada di barisan Mahesa Sura.

Berangkatlah kedua kakak beradik itu ke Kahyangan. Dalam waktu singkat, Mahesa Sura dan Lembu Sura berhasil mengosak-asik Kahyangan. Banyak di antara masyarakat Kahyangan terluka akibat ulah kedua siluman itu. Dewi Tara pun berhasil berada di tangan Mahesa Sura. Gadis paling cantik di Kahyangan itu dibawa ke Goa Kiskenda, tempat bersemayam mereka berdua.

***

Bathara Guru dan Bathara Dewa kemudian merunding mengenai masalah ini. Kedua dewata itu memikirkan bagaimana cara untuk merebut Dewi Tara kembali. Satu kesempatan yang dimiliki adalah dengan memakai Aji Pancasoka. Hanya senjata pamungkas itu yang sanggup mencabut nyawa Mahesa Sura. Permasalahannya, Aji Pancasoka cuma bisa digunakan manusia berhati mulia, berbudi luhur, dan mampu mengalahkan nafsu angkara.

“Siapakah orang yang tepat?” begitulah Bathara Guru berpikir.

“Apakah Subali tepat?” Ide itu terlontar begitu saja dari Bathara Dewa.

“Subali?” tanya Bathara Guru sambil mengelus jenggotnya. Subali, putra Resi Gotama, memang mempunyai karakter yang tepat untuk menggunakan Aji Pancasoka. Kedua dewata itu sepakat bahwa Subali adalah orang yang tepat. Dipanggillah Subali menghadap mereka berdua.

***

Subali menghadap Bathara Dewa dan Bathara Guru di tempatnya. Dia duduk bersimpuh di harapan kedua dewata itu.

“Ngger Subali, tahukah apa yang membuatmu dipanggil menghadap ke sini?” tanya Bathara Dewa.

“Mohon maaf, hamba tidak mengetahui tujuan pemanggilan hamba ke sini,” sahut Subali.

Bathara Dewa menjelaskan panjang lebar mengenai masalah yang tengah terjadi. “Kamu kan tahu, belum lama ini Kahyangan di-osak-asik dan Dewi Tara diculik oleh dua siluman, Mahesa Sura dan Lembu Sura. Walaupun, kedua makhluk itu berasal dari golongan siluman, namun kesaktian mereka setingkat dewa. Mereka hanya bisa dikalahkan dengan Aji Pancasoka. Permasalahannya, Aji Pancasoka hanya bisa digunakan orang yang memiliki hati yang bersih, berbudi luhur, dan mampu mengalahkan nafsu angkara. Karakter yang diinginkan Aji Pancasoka ada pada dirimu, Ngger. Nah, maukah kamu menolong kami dan menyelamatkan Dewi Tara?”

“Apabila hamba memang dirasa sanggup, hamba bersedia melakukannya,” timpal Subali.

Bathara Guru segera mentransfer ilmu Aji Pancasoka kepada Subali. Sesudah itu, Subali mengajak adiknya, Sugriwa, untuk membantunya. Berdasarkan cerita rakyat Indonesia yang disampaikan secara turun-temurun, turunlah kedua pendekar itu menuju persemayaman Mahesa Sura dan Lembu Sura.

Subali meminta Sugriwa untuk melepaskan Dewi Tara, dan kalau sudah menyelamatkannya Sugriwa harus membawanya ke pintu Goa Kiskenda menunggu dirinya. Sementara dia sendiri akan membunuh Mahesa Sura dan saudaranya. Subali mengatakan jika darah yang keluar adalah merah, maka yang kalah adalah Mahesa Sura. Jika darah yang keluar adalah putih, maka yang kalah adalah dirinya. Dan kalau hal itu terjadi, Sugriwa diperintahkan untuk menutup pintu goa dengan batu yang besar.

Dengan gagah berani, Subali masuk ke Goa Kiskenda. Di dalamnya, Subali bertemu Mahesa Sura dan Lembu Sura yang petantang-petenteng menjaga Dewi Tara.

“Hei, Subali, lepaskan Dewi Tara! Jika tidak, jangan salahkan aku berbuat kekerasan padamu!”

“Langkahi dulu mayatku!” sahut Mahesa Sura.

“Baiklah, jika itu maumu!”

Berkelahilah mereka dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Di sela-sela itu, Sugriwa menyusup dan menyelamatkan Dewi Tara, kemudian mereka menunggu di luar. Mereka menunggu darah yang keluar berwarna apa.

Di dalam, Subali berpikir cara untuk membunuh kedua siluman itu. Walaupun sudah dihajar hingga tubuh mereka hancur, mereka dapat hidup kembali. Ini merupakan kehebatan ilmu yang dimiliki kedua siluman itu. Akhirnya, Subali mempunyai ide untuk menghancurkan kepala keduanya dengan cara membenturkannya. Darah yang keluar pun berwarna merah dan putih, yang mengalir keluar. Di luar, Sugriwa menduga Kakaknya telah meninggal langsung menutup pintu goa dengan batu besar, sesuai petunjuk yang diberikan Kakaknya.

Selesai membunuh Mahesa Sura dan Lembu Sura, Subali terkejut melihat pintu goa sudah ditutup. Dia murka ternyata Sugriwa mengkhianatinya. Dengan kesaktian yang dimiliki, batu penutup pintu goa itu dihancurkan Subali. Terbanglah dia menyusul Sugriwa.


2. Kutukan Resi Gotama
Cerita rakyat Nusantara ini tidak berhenti sampai di sini. Sugriwa yang sampai ke Kahyangan langsung diberi ucapan selamat oleh masyarakat Kahyangan. Setelah melaporkan semua kejadian kepada Bathara Guru dan Bathara Dewa, Sugriwa diminta Bathara Indra, ayah dari Dewi Tara. Sugriwa sebenarnya hendak menolak hal ini, karena yang lebih berhak adalah Subali, Kakaknya. Namun, Subali telah meninggal. Akhirnya, dia setuju menikahi Dewi Tara.

Tepat ketika pesta pernikahan digelar, Subali datang dan menantang duel Sugriwa. Perkelahian keduanya tidak terelakkan lagi. Tidak ada yang bisa memisahkan hingga datang Resi Gotama, ayah keduanya. Resi Gotama mengatakan bahwa Subali telah melampaui batas.

Tidak ada di dunia ini manusia berdarah putih. Dan karena kesombongannya itu, Subali dikutuk ayahnya sendiri akan mati di tangan ksatria titisan Bathara Wisnu bernama Prabu Rama Wijaya (kisah mengenai Prabu Rama Wijaya bisa dibaca di dalam cerita Ramayana). Kutukan itu kelak terbukti dengan matinya Subali terkena panah sakti Prabu Rama Wijaya. Menurut cerita, sebelum menghembuskan nafas terakhir, Subali sempat mengucapkan terima kasih kepada Rama karena telah membebaskan nafsu amarah yang melekat pada dirinya.

Sementara itu, Sugriwa mendapat restu dari Resi Gotama untuk tetap menikah dengan Dewi Tara. Setelah menikah, Sugriwa membangun kerajaan yang diberi nama Pancawati di Gua Kiskenda.

*) Di dalam goa Kiskendo terdapat lubang ke atas tempat keluarnya Subali. Goa Kiskendo pintu masuk DIY sedangkan perut goa masuk wilayah Purworejo.

Selasa, 11 Februari 2014

TUGU PAHLAWAN

 Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.
        Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
                              Foto : Miskidi di pinu gerbang tugu Pahlawan
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan
 Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektar, dan secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.
                                                     Ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan Pahlawan Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada Presiden Soekarno.
Sedangkan menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri. Ide ini mendapat perhatian khusus dari Walikota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk perencanaan dan gambarnya diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko, yang telah mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sayembara untuk pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini.
                                                                                                    FOTO DALAM MUSEUM
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952.                                                                                                          Eka Hendry Setiawan
 Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan ini terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H Abdurrahman Wahid                                                                        .
Foto : Hendry , Chrysna ,Fany, Lia & Sumini
 Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan ini terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H Abdurrahman Wahid.